Rajaspaceman: Melarikan Diri dari Kapal Perang Musuh Besar
Rajaspaceman: Melarikan Diri dari Kapal Perang Musuh Besar
Di tengah kekacauan antarbintang dan dentuman meriam energi yang memekakkan telinga, Rajaspaceman rajaspaceman login mendapati dirinya terjebak dalam situasi yang paling mengerikan. Kapal penjelajahnya yang kecil dan lincah, sang “Komet Biru”, kini pincang setelah dihantam serangan bertubi-tubi dari armada musuh yang jauh lebih besar dan kuat. Layar energi depan berkedip-kedip, hampir menyerah, dan peringatan tanda bahaya memenuhi kokpit dengan suara nyaring yang tak henti.
Ancaman yang Mengepung
Kapal induk musuh, “Leviathan Hitam”, menjulang di hadapan mereka, siluetnya yang masif menghalangi cahaya bintang. Puluhan kapal perusak dan tempur kecil mengelilingi Komet Biru, bagaikan hiu yang mengendus darah. Rajaspaceman, seorang veteran perang antarbintang dengan reputasi tak tertandingi dalam misi penyelamatan dan pelarian, tahu bahwa ini adalah pertarungan yang mustahil untuk dimenangkan. Satu-satunya pilihan adalah melarikan diri, dan itu pun nyaris tidak mungkin.
Rencana Gila
“Sistem navigasi darurat, segera aktifkan!” perintah Rajaspaceman kepada AI kapalnya, sebuah program canggih bernama “Astra”. Astra, dengan suara sintetisnya yang tenang, merespons, “Mencoba mengaktifkan. Kerusakan signifikan pada unit utama. Estimasi 70% keberhasilan.”
Rajaspaceman mengatupkan giginya. Tujuh puluh persen adalah kesempatan yang harus diambil. Dia menyadari satu-satunya cara untuk lolos adalah melakukan manuver yang sangat berisiko: menembus formasi musuh dengan kecepatan penuh, memanfaatkan titik buta di sensor mereka, dan melompat ke ruang hampa sesaat sebelum Leviathan Hitam mengunci mereka dengan meriam utamanya.
Manuver Berani Mati
“Siapkan semua daya ke mesin pendorong!” teriak Rajaspaceman. “Astra, setelah kita mencapai titik buta, siapkan lompatan warp ke sektor Kepler-186f. Prioritas adalah kecepatan dan penyamaran. Matikan semua sistem non-esensial!”
Komet Biru mulai bergetar hebat. Mesin pendorong, yang biasanya bekerja dengan efisien, kini dipaksa bekerja melebihi batasnya, memancarkan jejak energi yang semakin terang. Kapal-kapal musuh mulai mendekat, tembakan laser mereka menggores perisai energi yang melemah. Rajaspaceman dengan cekatan mengemudikan Komet Biru, meliuk-liuk di antara rentetan tembakan, mengandalkan pengalaman dan insting semata. Dia bisa melihat wajah-wajah pilot musuh di layar, ekspresi terkejut saat Komet Biru tiba-tiba meningkatkan kecepatan secara drastis, menuju jantung formasi mereka.
Lompatan Menuju Kebebasan
Hanya beberapa detik lagi. Komet Biru melaju lurus ke arah Leviathan Hitam, seolah berniat menabraknya. Alarm di kokpit semakin menjadi-jadi. “Titik buta tercapai, Rajaspaceman!” seru Astra. “Melakukan lompatan warp sekarang!”
Dalam sekejap, bintang-bintang di luar jendela kokpit memanjang menjadi garis-garis cahaya, dan kapal perusak musuh yang mengejar lenyap dari pandangan. Komet Biru, dengan sisa-sisa energinya, meluncur masuk ke dalam pusaran hiperruang, meninggalkan armada MAUSLOT musuh yang kebingungan di belakangnya. Rajaspaceman menyandarkan diri, napasnya terengah-engah. Mereka selamat. Sekali lagi, sang Rajaspaceman telah berhasil melarikan diri dari kapal perang musuh besar, mengukir kisah heroiknya yang lain di antara bintang-bintang.
Leave a Reply